KOMPAS.com — http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/21/20022257/
Penyanyi legendaris Minang,
Sumatera Barat, Zalmon, Sabtu (21/5/2011), meninggal dunia dalam usai 56
tahun di Rumah Sakit Ibnu Sina, Kota Padang, setelah terbaring sakit
beberapa bulan.
Zalmon meninggal dunia sekitar pukul 11.30 WIB,
kemudian dibawa ke rumah duka, yang selama ini merupakan rumah tempat
berteduh bagi penyanyi bersuara serak tersebut setiap hari, di daerah
Gunung Panggilun, Kota Padang.
Zalmon meninggalkan seorang istri, Nuraida (50), serta lima anak, yang sebagian besar masih duduk di bangku sekolah.
Zalmon ketika sakit, pascagempa 30 September 2009, tinggal di rumah beratap seng dan berdinding tripleks.
Sewaktu
sakit, Zalmon terdeteksi dokter menderita kekurangan cairan sehingga
asupan gizi untuk tubuh tak tercukupi, membuat musisi legendaris Minang
itu hanya mampu terbaring lemas sejak sekitar lima bulan lalu.
Sebelum
meninggal dunia, banyak pejabat penting di daerah itu membesuk Zalmon,
mulai dari Wali Kota Padang Fauzi Bahar, Bupati Pasaman Benny Utama,
serta tokoh dan musisi Minang lainnya.
Zalmon sewaktu hidup
terkenal sebagai musisi andal dengan suara seraknya yang membuat setiap
pendengar lagu-lagunya terbawa akan alunan nyanyian yang dilantunkan.
Lagu
Zalmon yang menjadi hit antara lain "Kasiak Tujuh Muaro", "Nantido
Manahan Hati", "Kasiah Tujuah Muaro", "Aia Mato Mande", dan "Ameh Jo
Timbago".
Semasa hidupnya, tidak kurang dari 120 album telah dikeluarkan musisi legendaris ini.
Dengan
kepergian Zalmon untuk selamanya, dunia musik di Minangkabau kehilangan
seorang putra terbaik dalam dunia musik, di mana pencinta lagunya tidak
hanya masyarakat Sumbar, tetapi juga hingga ke negara tetangga
Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar